Studi: Konsumsi Minuman Ringan Berlebih Picu Kematian Dini
A
A
A
NEW DELHI - Konsumsi minuman ringan yang dipermanis dengan gula atau pemanis buatan, dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dini. Hal ini berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Internal Medicine.
Studi yang melibatkan lebih dari 450.000 peserta dari 10 negara Eropa ini menemukan bahwa mereka yang minum dua gelas atau lebih minuman ringan per hari, termasuk minuman ringan yang dimaniskan dengan gula dan pemanis buatan, memiliki risiko kematian yang lebih tinggi daripada mereka yang mengkonsumsi kurang dari satu gelas per bulan.
Asosiasi khusus juga diamati antara minuman ringan yang dimaniskan secara artifisial dan kematian akibat penyakit peredaran darah dan minuman ringan yang dimaniskan dengan kematian akibat penyakit pencernaan.
"Studi ini menambah bukti yang menunjukkan kemungkinan hubungan negatif antara minuman ringan dan penyebab umum kematian seperti penyakit jantung dan stroke," kata Jonathan Pearson-Stuttard dari Imperial College London di Inggris.
Sementara, seperti dilansir The Indian Express mengungkap penelitian menemukan hubungan antara konsumsi minuman ringan dan peningkatan mortalitas. Para peneliti menekankan bahwa kaitan itu kompleks dan tidak dapat dianggap sebagai penyebab.
“Kami menemukan bahwa dibandingkan dengan mereka yang melaporkan konsumsi rendah, peserta yang melaporkan konsumsi tinggi minuman ringan berada pada risiko yang lebih besar dari semua penyebab kematian dalam sampel penelitian kami,” kata Neil Murphy, salah satu penulis utama studi tersebut, yang berbasis di International Agency for Penelitian tentang Kanker (IARC) di Perancis.
"Ini tidak berarti bahwa minuman bersoda menyebabkan kematian dini karena dalam jenis studi ini ada faktor-faktor lain yang mungkin ada di balik hubungan yang kami amati," kata Murphy.
“Misalnya, konsumsi minuman ringan yang tinggi mungkin menjadi penanda dari pola makan yang tidak sehat secara keseluruhan. Juga, dalam penelitian kami, konsumen minuman bersoda tinggi memiliki Indeks Massa Tubuh (BMI) yang lebih tinggi dan juga lebih mungkin menjadi perokok tembakau saat ini,” sambung dia.
Studi yang melibatkan lebih dari 450.000 peserta dari 10 negara Eropa ini menemukan bahwa mereka yang minum dua gelas atau lebih minuman ringan per hari, termasuk minuman ringan yang dimaniskan dengan gula dan pemanis buatan, memiliki risiko kematian yang lebih tinggi daripada mereka yang mengkonsumsi kurang dari satu gelas per bulan.
Asosiasi khusus juga diamati antara minuman ringan yang dimaniskan secara artifisial dan kematian akibat penyakit peredaran darah dan minuman ringan yang dimaniskan dengan kematian akibat penyakit pencernaan.
"Studi ini menambah bukti yang menunjukkan kemungkinan hubungan negatif antara minuman ringan dan penyebab umum kematian seperti penyakit jantung dan stroke," kata Jonathan Pearson-Stuttard dari Imperial College London di Inggris.
Sementara, seperti dilansir The Indian Express mengungkap penelitian menemukan hubungan antara konsumsi minuman ringan dan peningkatan mortalitas. Para peneliti menekankan bahwa kaitan itu kompleks dan tidak dapat dianggap sebagai penyebab.
“Kami menemukan bahwa dibandingkan dengan mereka yang melaporkan konsumsi rendah, peserta yang melaporkan konsumsi tinggi minuman ringan berada pada risiko yang lebih besar dari semua penyebab kematian dalam sampel penelitian kami,” kata Neil Murphy, salah satu penulis utama studi tersebut, yang berbasis di International Agency for Penelitian tentang Kanker (IARC) di Perancis.
"Ini tidak berarti bahwa minuman bersoda menyebabkan kematian dini karena dalam jenis studi ini ada faktor-faktor lain yang mungkin ada di balik hubungan yang kami amati," kata Murphy.
“Misalnya, konsumsi minuman ringan yang tinggi mungkin menjadi penanda dari pola makan yang tidak sehat secara keseluruhan. Juga, dalam penelitian kami, konsumen minuman bersoda tinggi memiliki Indeks Massa Tubuh (BMI) yang lebih tinggi dan juga lebih mungkin menjadi perokok tembakau saat ini,” sambung dia.
(tdy)